Rabu, 15 Desember 2010

Prestasi Belajar

PRESTASI BELAJAR

Proses pembelajaran adalah interaksi antara siswa dan guru dengan lingkungan belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran yaitu kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan belajar di sekolah, prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa atas usahanya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Mengenai prestasi belajar, Syaiful Bahri Djamarah (1994:19) mengartikan “prestasi belajar adalah suatu gambaran dan penguasaan kemampuan para peserta didik sebagaimana yang telah ditetapkan oleh suatu pelajaran tertentu”.

Nasrun Harahap (dalam Saiful Bahri, 1994: 21) memberikan batasan bahwa “prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan pengausaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum”.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 787) “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Secara umum prestasi belajar merupakan indikator penguasaan siswa atas kompetensi yang dimilikinya. Dalam hal ini berarti prestasi siswa akan terlihat setelah diadakan uji atau tes belajar atas materi yang telah diajarkan seperti yang dinyatakan oleh Muhammad Surya (1979: 174) yang mengartikan prestasi belajar sebagai berikut “Prestasi belajar adalah seluruh kecakapan hasil pencapaian (achievenent) yang diperoleh melalui proses belajar di sekolah, yang dinyatakan dengan nilai-nilai dan prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi belajar”.

Muhibbin Syah (2002:141) menjelaskan pengertian prestasi belajar sebagai berikut “prestasi belajar merupakan hasil interaksi dan sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendap diungkapkan atau diukur.

Prinsip Pengembangan Kurikulum

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

  1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
  2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
  3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
  4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
  5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :

  1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
  2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
  3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
  4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
  5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
  6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
  7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum

Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal jauh lebih penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum.

Link

Sabtu, 16 Oktober 2010

Driver SU-6500 CDMA USB Modem (Windows 7)

Driver Skyspeed MC101 Untuk Windosw 7

Bagi yang baru beli modem Skyspeed MC101 dan menggunakan Windows 7 mungkin driver modemnya ga connect (no device). Jangan susah, untuk drivernya tinggal klik disini. Setelah berhasil di download jangan lupa extract dulu filenya, langkah selanjutnya:

  1. tinggal buka device manager
  2. klik data interface
  3. klik update driver
  4. browse my computer for driver software
  5. cari tempat file yang sudah di extract tadi
  6. continue

Jangan lupa tinggalkan pesan

Jumat, 15 Oktober 2010

Komponen Pembelajaran

Komponen Pembelajaran


Dalam melakukan suatu proses belajar, terdapat beberapa komponen pembelajaran yang sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran itu sendiri termasuk kualitas dan prestasi belajar. Tim Pengembang Kurikulum dan Pembelajaran Universitas Pendidikan Indonesia (2002:51) telah memberikan penjabaran mengenai komponen pembelajaran tersebut, yaitu:
  1. Raw Input, yaitu kondisi keberadaan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Raw input meliputi kapasitas dasar siswa, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan sikap dan kebiasaan, dan lain-lain.
  2. Instrumental Input, yaitu sarana dan prasarana yang terkait dengan proses pembelajaran. Instrumental input meliputi guru, metode, dan teknik, media, bahan dan sumber belajar, program, dan lain-lain.
  3. Environmental input, merujuk pada situasi dan keberadaan lingkungan, baik fisik, sosial maupun budaya dimana kegiatan pembelajaran (sekolah) dilaksanakan.
  4. Expected output, merujuk pada rumusan normatif yang harus menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran.

Selasa, 23 Maret 2010

MA NURULHUDA CISURUPAN


MA NURULHUDA CISURUPAN GARUT

VISI
Ilmiah, Amaliyah, Nahdiyah

MISI
  1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
  2. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sember kearifan dalam bertindak.
  3. menumbuhkan dan mengembangkan sikap kritisme dengan dilandasi prinsip-prinsip Kepemimpinan, Idealisme, Patriotisme, Riyadlotunnafsi, Akhlakul Karimah, dan Khubbul Khair.

TUJUAN
Meningkatkan kecerdasan, kapribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.